Quantum Learning (Pembelajaran Quantum)

Quantum Learning merupakan seperangkat metode dan falsafah belajar yang telah terbukti efektif di sekolah dan dunia bisnis kerja untuk semua tipe orang dan segala usia. Quantum Learning berakar dari Georgi Lozanov, seorang pendidik berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan ―sugestology‖ atau ―sugestopodia‖. Pembelajaran Quantum dapat dipandang sebagai model pembelajaran yang ideal untuk diterapkan karena memungkinkan peserta didik dapat belajar secara optimal.


Perlu waktu lama untuk menerapkan model pembelajaran Quantum Learning. Akan tetapi, ada aspek-aspek yang dapat diterapkan dalam pembelajaran seketika itu juga. Aspek-aspek dari Quantum Learning yang dapat diterapkan dalam jangka waktu singkat adalah sebagai berikut:

1. AMBAK (Apa Manfaatnya Bagi Ku) 
Segala sesuatu yang diinginkan pelajar harus menjanjikan manfaat atau para pelajar tidak akan termotivasi melakukannya. Motivasi ini sebut sebagai AMBAK (Apa Manfaatnya BagiKu). Menemukan AMBAK sama dengan menemukan minat dalam sebuah hal yang dipelajari, dengan menghubungkan ke dalam dunia nyata. Jadi konsep AMBAK dapat diartikan sebagai sebagai motivasi yang didapat dari pemilihan secara mental antara manfaat dan akibat-akibat dari suatu keputusan.

2. Penataan lingkungan belajar
Cara menata perabotan, musik yang dipasang, penataan cahaya, dan bantuan visual di dinding, dan papan iklan, semua merupakan kunci bagi siswa yang menerapkan Quantum Learning untuk menciptakan lingkungan belajar yang optimal. Penataanlingkungan yang dilakukan dengan baik, akan menjadi sarana yang bernilai dalam membangun dan mempertahankan sikap positif. Pengaturan lingkungan belajar inilah sebagai langkah awal yang efektif untuk mengatur pengalaman belajar secara menyeluruh.

3. Musik
Musik juga dapat dipergunakan untuk membantu di dalam belajar. Siswa yang suka mendengarkan musik untuk mengkombinasikan pendengarannya dalam belajar, sesungguhnya mereka sedang melatih diri untuk menempatkan dirinya dalam situasi keributan sebagai persiapan pelajaran, mereka distimulus oleh alunan musik yang bersimpang siur. Para siswa mengungkapkan bahwa stimulus-stimulus dari alunan musik ini membuatnya puas, walaupun mereka tidak sungguh-sungguh mendengarkannya.

4. Sikap positif terhadap kegagalan 
Aset yang paling berharga dalam proses belajar menurut Quantum Learning adalah sikap positif. Kalau individu memiliki harapan yang tinggi terhadapdirinya, harga diri yang tinggi, dan keyakinan akan berhasil, maka individu tersebut akan memperoleh prestasi tinggi. Cara setiap individu dalam memandang masalah adalah sebuah hal penting dalam pembelajaran, biasanya kegagalan akan membuat individu akan merasa bodoh, sedih, dan berhenti dalam upaya pencapain tujuan. 

5. Konsep TANDUR 
Perancangan pembelajaran yang dinamis juga berpengaruh terhadap suatu proses pembelajaran. Pembelajaran dapat dibuat sedinamis mungkin, konsisten dan mudah. Konsep tersebut dikenal dengan istilah konsep TANDUR (tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi, rayakan) pada pengajaran dengan Quantum Learning.   

Penerapan Quantum Learning dalam Pembelajaran sesuai dengan prinsip yang dikemukakan oleh De Porter dalam Wena13 bahwa model pembelajaran ini memiliki lima prinsip, yaitu: 1) segalanya berbicara; 2) segalanya bertujuan; 3) pengalaman sebelum pemberian nama; 4) akui setiap usaha; dan 5) jika layak dipelajari maka layak pula untuk dirayakan. Segala hal berbicara, segala hal berasal dari lingkungan kelas; sehingga bahasa tubuh guru dimulai dari kertas yang dibagikan hingga rancangan pembelajaran, semuanya mengirimkan pesan tentang belajar. Penerapan di dalam kelas, terdapat suatu tuntutan bahwa guru harus mampu merancang sekaligus mendesain segala aspek apa yang terdapat di lingkungan kelas—meliputi guru, media pembelajaran, dan siswa-- maupun sekolah—meliputi guru lain, kebun sekolah, suasana olahraga, kantin sekolah, dan segala hal yang melingkupi—sebagai sumber belajar bagi siswa. Dalam arti lain, bahwa apa yang terjadi dalam keseluruhan kegiatan proses pembelajaran mempunyai tujuan. Dalam hal ini penerapan di dalam kelas, setiap kegiatan belajar harus jelas tujuannya.



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Implementasi Model Pembelajaran Sains Berbasis Disrupsi Inovasi dan Kelemahan Model Kooperatif, Kolaboratf, Quantum Learning

Cybergogy, Peeragogy & Heutagogy (Model dan Evaluasi Pembelajaran Sains)

Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)