Implementasi Model Pembelajaran Sains Berbasis Disrupsi Inovasi dan Kelemahan Model Kooperatif, Kolaboratf, Quantum Learning

 Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu'alaykum warohmatullahi wabarakatuh

Salam pendidikan,

Berbicara tetang pendidikan, maka tidak bisa lepas dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik di sekolah. Dalam proses pembelajaran saat ini, begitu banyak model-model pembelajaran yang diterapkan, diantaranya model kooperatif, kolaboratif dan kuantum. Salah satu model yang dapat diterapkan dalam pembelajaran abad 21 untuk melatih kemampuan 4C (creative thingking, critical thingking, collaboration dan communication) adalah model Problem-based Learning.

Pembelajaran melalui model Problem-based Learning dilakukan dengan menyajikan masalah dan meminta peserta didik untuk menganalisis, serta menyelesaikan masalah tersebut. Aplikasi model ini dilaksanakan pada mata pelajaran IPA di kelas VIII semester 1 dengan materi pelajaran gangguan pada sistem pencernaan, serta upaya pencegahannya.

Sintak atau langkah-langkah model pembelajaran PBL yakni, sebagai berikut:

  1. Orientasi masalah: guru menyajikan video pembelajaran dan meminta peserta didik menyimak video tersebut. Kemudian, guru meminta peserta didik mengidentifikasi masalah yang ada dalam video yang telah disajikan.
  2. Mengorganisasi peserta didik: guru membagi peserta didik dalam kelompok belajar, membagikan LKPD dan menjelaskan tugas diskusi kelompok. Guru juga meminta peserta didik untuk menuliskan permasalahan yang ditemukan dalam video pada LKPD.
  3. Membimbing penyelidikan: guru membimbing diskusi kelompok belajar peserta didik. Kemudian, guru kembali menampilkan video berisi materi pelajaran dan meminta peserta didik memperhatikan. Guru juga memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya terkait tugas yang belum dimengerti.
  4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya: guru menanyakan progress diskusi kelompok dan membimbing peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang telah diidentifikasi di langkah awal pembelajaran.
  5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah: guru memberikan kesempatan setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. Kemudian, guru mengevaluasi dan menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan.

Berikut video pembelajaran implementasi model Problem-based Learning yang dilaksanakan secara sinkronus atau pembelajaran online.


Model-model pembelajaran kolaboratif, kooperatif dan kuantum memiliki banyak kelebihan, diantaranya menjadikan suasana kelas menjadi lebih hidup, peserta didik lebih aktif, melatih kerjasama siswa, menumbuhkan sikap tanggung jawab individu dalam kelompok, meningkatkan kemampuan berpikir siswa baik berpikir kritis maupun kreatif, mengasah kemampuan pemecahan masalah siswa, dan melatih keaktifan siswa dalam proses belajar-mengajar karena pembelajaran berpusat pada siswa (student center). Namun, jika tidak disiapkan dengan baik oleh guru, model pembelajaran kooperatif, kuantum dan kolaboratif dapat menjadi menimbulkan masalah dalam proses pembelajaran. Hal inilah yang menjadi kelemahan model-model tersebut. Lebih lengkapnya tentang analisis praktis kelemahan model pembelajaran kooperatif, kuantum dan kolaboratif dijelaskan dalam video berikut:


Terimakasih

Wassalamu'alaykum warohmatullahi wabarakatuh

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cybergogy, Peeragogy & Heutagogy (Model dan Evaluasi Pembelajaran Sains)

Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)